Minggu, 17 Juli 2011

HYDRANT BELUM DI ANGGARKAN PEMKOT TANGSEL

Melayu Pos, Tangerang Selatan

Sudah selayaknya fungsi perkantoran sekelas Pemerintah Kota melengkapi dengan
hydrant. Fungsi utama hydrant adalah sebagai salah satu sumber air apabila terjadi
kebakaran. Tentu saja ini merupakan hal yang harus di perhatikan oleh Pemerintah Kota
Tangerang Selatan.

Sebagai sentral tata kelola administrasi Pemerintah Daerah, tempat walikota bekerja,
keamanan dari keadaan di luar dugaan seperti halnya kebakaran, dimungkinkan saja
itu terjadi. National Fire Protection Association (NFPA) sudah memiliki acuan yang
tepat bagaimana mekanisme dan system yang dimungkinkan untuk kebutuhan perkotaan
municipal system dan kebutuhan pribadi(private System) termasuk di dalamnya untuk
pabrik, perkantoran, perumahan.

Pemikiran orang romawi kuno selangkah lebih maju dengan pemikiran pejabat yang
duduk berkantor di pemerintah Kota Tangsel. Bisa di bayangkan, ternyata Enatius Rufus
sudah mulai berpikir tentang perlunya usaha pencegahan kebakaran dengan mendirikan
departmen untuk memadamkan kebakaran.

Sebuah hidran adalah koneksi di atas tanah yang menyediakan akses ke pasokan air untuk
tujuan pertempuran kebakaran. Pasokan air dapat bertekanan, seperti dalam kasus hidran
tersambung ke listrik air dikuburkan di jalan, atau unpressurized, seperti dalam kasus
hidran terhubung ke kolam terdekat atau tangki air. Setiap hydrant memiliki satu atau lebih gerai yang selang kebakaran mungkin terkait. Jika suplai air bertekanan, hidran juga akan memiliki satu atau lebih katup untuk mengatur aliran air.

Dalam rangka menyediakan air yang cukup untuk pemadam kebakaran, hidran yang
berukuran untuk memberikan debit minimum sekitar 250 galon per menit (945 liter per
menit), meskipun hidran yang paling dapat memberikan banyak lagi.

Ketika MP konfirmasi kepala kantor, pemadam kebakaran usai keluar dari gedung
pemeritah kota (pemkot, 5/07) menjelaskan bahwa kinerja pemadam kebakaran tangerang
belumlah diharapkan secara maksimal, dengan terbatasnya anggaran yang di kucurkan
oleh pemkot kepada kedinasan yang di bawahinya.

Dengan mobil damkar 1 unit harus bisa sigap dengan bahaya kebakaran yang sewaktu-
waktu mengancam. Ironisnya bahkan gedung pemkot tangerang selatan belum memiliki
hydrant, sebagai sumber air apabila terjadi kebaran.

“kita anggota untuk yang satu unit ini ada delapan belas, dan kita persiapakan untuk yang
tiga unit lagi nanti lima puluh sembilan anggota” tegas uci

Tentu pemkot terkesan mengesampingkan pentingnya sarana hydrant, dan mobil damkar
padahal fungsi penyelamatan nyawa, dokumen penting, peralatan kantor menjadi tolak
ukur kinenja dari pemadam kebakaran.

Dengan luas wilayah kota Tangerang Selatan) adalah sebesar 147,19 Km² tentu menjadi
tidak efektif untuk bisa mengakomodir pelayanan kebakaran dengan satu unit damkar.
Tidak luput juga uci sanusi kepala kantor pemadam kebakaran, dengan jumlah personil
yang perlu pendidikan dan latihan yang intensif.

“Pompa untuk memberikan tekanan air sehingga mampu memfungsikan hydran tadi, dan
itu suatu investasi yang lumayan” ujar uci sanusi kepala kantor pemadam kebakaran.

Sebagai acuan tentu saja ini diatur dalam Permen PU No.26/PRT/M/2008 sebagai acuan dari gedung sekelas pemkot harus memiliki Hydrant.

Dengan mempertaruhkan nyawa mereka sendiri petugas pemadam kebakaran demi
menyelamatkan orang atau benda. Ditambah lagi dengan gedung pemkot tangerang
belum memiliki sarana hydrant, yang tentu keselamatan walikota beserta jajarannya yang
berkantor itu ada dipundak pemadam kebakaran.

Dilain sisi kita patut menghargai jerih payah anggota pemadam kebakaran, karena
mereka lah yang ada di garis depan jika ada suatu becana kebakaran, salah satu
penghargaan itu adalah kesejateraan dan asuransi kecelakaan kerja, kematian. (heri/jun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar